DETAIL BERITA
BANJARMASIN, MK- Tak mau kalah dengan kalangan seniman Kalsel yang telah menggelar dialog budaya dengan pasangan calon Gubernur (paslongub) Kalsel maupun calon Wakil Gubernur Kalsel, Senin (14/9) Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) menghelat dialog yang sama.
Namun, kalau kalangan seniman soal kebudayaan Banjar, dialog Aptisi dan paslongub Kalsel tentang pendidikan. Cagub dr Zairullah Azhar dan calon Wagub Gusti Farid Hasan Aman yang hadir dicecar puluhan pertanyaan terkait komitmen mereka tentang pendidikan di Kalsel oleh sejumlah akademisi Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Sayangnya, dialog yang digelar di aula Kopertis Wilayah XI Kalimantan di Banjarmasin itu, tak dihadiri pasangan cagub dan cawagub nomor urut 2; Sahbirin Noor dan Rudy Resnawan. “Kami sudah undang mereka juga (cawagub Sahbirin Noor dan cawagub Rudy Resnawan) secara resmi. Entah dengan alasan apa pasangan ini tak hadir, karena pasangan ini tidak mengonfirmasi kami soal ketidakhadiran mereka soal diskusi tentang pendidikan Kalsel,” ujar Gerilyansyah Basrindu, Ketua Aptisi Wilayah XI Kalsel.
Padahal, ujar dosen Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Banua Banjarmasin ini, silaturrahmi bersama para calon Gubernur Kalsel dan dosen PTS se-Banjarmasin itu merupakan momen penting. “Kami memang tidak mempersoalkan. Kami pun tidak sakit hati. Hanya saja, ya sangat disayangkan. Masa, calon pemimpin yang hadir tidak lengkap. Selain itu, kan kurang lengkap apa komitmen mereka (pasangan Sahbirin-Rudy Resnawan) terhadap dunia pendidikan kita,” ujarnya.
Gerilyansyah Basrindu menyandang gelar PhD pada progamme Universiti Utara Malaysia ini mengatakan, pada dialog tersebut hadir pula puluhan dosen PTS, yang hendak mendengar komitmen ketiga calon pemimpin Kalsel itu. Misalnya, soal bagaimana memperjuangkan PTS yang kini masih kalah bersaing dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Banjarmasin.
“Juga komitmen mereka tentang banyaknya mahasiswa PTS yang berprestasi, tapi tidak mendapatkan beasiswa secara langsung dari pemerintah daerah. Padahal, PTS kan juga wadah anak bangsa menuntut ilmu, yang memerlukan tenaga pendidik berkualitas,” tegas dia.
Makanya, ujar Gerilyansyah Basrindu, dialog Aptisi dengan ketiga paslon diharapkan memunculkan asa untuk memperjuangkan PTS di Kalsel, yang selama ini kalah bersaing dengan PTN. Komitmen yang disampaikan para kandidat, tentu sangat berkaitan dengan kemajuan dunia pendidikan.
Dalam dialog, Zairullah Azhar (ZA) meyakinkan, sesuai visi-misinya untuk Kalsel ke depan, dunia pendidikan menjadi pilar utama, selain pembangunan. Besiswa dari pemerintah daerah, kata dia, wajib dialokasikan dari anggaran. "Saya komitmen untuk mencetak puluhan dokter dan tenaga ahli, yang berprestasi bisa mewariskan ilmunya kepada generasi berikutnya," cetus Zairullah.
Meningkatknya dunia pendidikan disampaikan ZA, juga akan mengangkat peringkat Indek Pembangunan Manusia (IPM), yang saat ini IPM Kalsel berada di ranking 27 dari 33 provinsi. Di sisi lain, Gusti Farid Hasan Aman mengatakan, dunia pendidikan menjadi visi nomor satunya bersama H Muhidin untuk diperjuangkan. Bahkan, dia mengaku sangat setuju jika mahasiswa berpetasi dikucuri beasiswa. "Mereka yang mendapat beasiswa, lalu melanjutkan pendidikan di luar, tentunya bisa diminta kembali ke daerah untuk ikut membangun daerahnya," ujar Gusti Farid.
Selain itu, kata dia, tugas pemerintah memberdayakan dan memajukan dunia pendidikan. “Pendidikan jadi prioritas kami. Terkait PTS juga harus diberdayakan dengan baik. Ada master plan untuk PTS, sehingga bisa disatukan dengan RPJP," cetusnya.(amran)
Link Berita www.mediakalimantan.com